Pada kesempatan kali
ini, kita akan membahas tentang etika dalam berbisnis, yang akan dimulai dari
pengertian etika, pengertian bisnis, pengertian etika bisnis tujuan adanya
etika dalam berbisnis, hingga fungsi dari etika bisnis itu sendiri. Jika anda
tertarik dengan dunia bisnis, anda perlu mengenal dan memahami sekaligus
belajar mengenai etika dalam berbisnis. Kalau
kita sudah terjun ke dunia bisnis anda tidak boleh menyepelekan sebuah bisnis,
karena dalam dunia bisnis juga terdapat etikanya atau aturan main dalam
menjalankan bisnis yang anda akan rintis.
Pengertian
Etika
Etika berasal dari
bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah
sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana
kita harus hidup adalah moralitas.
contoh-contoh etika dlm
kehidupan sehari-hari,yaitu :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkah laku yang baik
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkah laku yang baik
Pengertian Bisnis
Kata bisnis sering terdengar dalam keseharian kita.
Seperti yang saya dengar ketika bertemu dengan seorang kawan yang
sudah lama tidak berjumpa. Lazimnya kita pasti berbasa-basi menanyakan kabar
dan kondisinya sekarang. Utamanya atau ujung-ujungnya pasti kondisi
“keuangannya”, meskipun tidak secara langsung. Begitu pula yang saya lakukan
dengan mengikuti tata pergaulan yang berlaku umum saat ini. Kawan
saya-pun menjawab bahwa saat ini Ia sudah tidak bekerja lagi tapi sedang
merintis bisnis pulsa dan “one stop payment”.
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Dari pengertian etika bisnis tersebut, di bentuknya dalam sebuah
perusahaan agar menjadikan perusahaan tersebut mempunyai nilai-nilai luhur yang
mesti di taati untuk meningkatkan kinerja dan menggapai visi perusahaan. Sebuah
perusahaan, yakin betul bahwasanya bisnis yang baik dan sukses adalah bisnis
yang memiliki sebuah etika, etika bisnis ini dapat menjadi sebuah pedoman
karyawan untuk menjalankan pekerjaannya secara profesional, tanggung jawab,
jujur, transparan, dan lain-lain.
Tujuan Bisnis
Tujuan bisnis:
• Profit (keuntungan)
Seseorang
atau organisasi melakukan bisnis tujuan utamanya adalah mencari keuntungan.
• Growth (pertumbuhan)
Selain mencari keuntungan, bisnis juga
dilakukan bertujuan untuk menambah pertumbuhan ekonomi.
• Continuity
(berkesinambungan)
Kegiatan
bisnis adalah kegiatan yang
berkesinambungan, maksudnya melakukan kegiatan bisnis bertujuan untuk
menyambung bisnis yang sebelumnya.
• Stability
(stabilitas)
Kegiatan
bisnis juga bertujuan untuk menstabilkan ekonomi.
• Public Service
(pelayanan umum)
Bisnis yang bertujuan untuk melayani kebutuhan
masyarakat. contohnya BUMN.
• Will Fare (sejahtera)
Bisnis ini bertujuan untuk mensejahterakan
sesuatu yang perlu di sejahterakan.
Fungsi Etika Bisnis
Fungsi
bisnis dilihat dari kepentingan mikroekonomi dan makroekonomi
A
.Fungsi Mikro Bisnis
Kontribusi
terhadap pihakyang berperan langsung
- Pekerja/ Karyawan
Pekerja
menginginkan gaji yang layak dari hasil kerjanya sementara manajer menginginkan
kinerja yang tinggi yang ditunjukkan besarnya omzet penjualan dan laba.
-
Dewan Komisaris
Memantau
kegiatan dan mengawasi manajemen, memastikan kegiatan akan berjalan mencapai
tujuan.
-
Pemegang Saham
Pemegang
saham memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu terhadap perusahaan.
B.
Fungsi Makro Bisnis
Kontribusi
terhadap pihak yang terlibat secara tidak langsung
- Masyarakat sekitar perusahaan
Memberikan
kontribusi kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan
- Bangsa dan Negara
Tanggungjawab
kepada bangsa dan negara yang diwujudkan dalam bentuk kewajiban membayar pajak.
Fungsi
Etika Bisnis Terhadap Perusahaan
Setelah mengetahui
betapa pentingnya etika yang harus diterapkan pada perusahaan bisnis, tentunya
etika memiliki fungsi yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan itu
sendiri. Permasalahan etika bisnis yang terjadi di perusahaan bervariasi antara
fungsi perusahaan yang satu dan fungsi perusahaan lainnya. Hal ini terjadi
karena operasi perusahaan sangat terspesialisasi dalam berbagai bidang profesi,
sehingga setiap fungsi perusahaan cenderung memiliki masalah etika tersendiri.
Berikut ini akan dibahas berbagai permasalahan etika bisnis yang terjadi di
beberapa bidang fungsi perusahaan, yaitu: etika bisnis di bidang akuntansi
(accounting ethics), keuangan (finance ethics), produksi dan pemasaran
(production and marketing ethics), sumber daya manusia (human resources
ethics), dan teknologi informasi (information technology ethics) yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a.
Etika Bisnis di Bidang Akuntansi
(Accounting Ethics)
Fungsi
akuntansi merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan
demikian kejujuran, integritas, dan akurasi dalam melakukan kegiatan akuntansi
merupakan syarat mutlak yang harus diterapkan oleh fungsi akuntansi. Salah satu
praktik akuntansi yang dianggap tidak etis misalnya penyusunan laporan keuangan
yang berbeda untuk berbagai pihak yang berbeda dengan tujuan memperoleh
keuntungan dari penyusunan laporan keuangan seperti itu. Dalam realita kegiatan
bisnis sering kali ditemukan perusahaan yang menyusun laporan keuangan yang
berbeda untuk pihak-pihak yang berbeda. Ada laporan keuangan internal
perusahaan, laporan keuangan untuk bank, dan laporan keuangan untuk kantor
pajak. Dengan melakukan praktik ini, bagian akuntansi perusahaan secara sengaja
memanipulasi data dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan
palsu tersebut.
b.
Etika bisnis di Bidang Keuangan
(Financial Ethics)
Skandal keuangan yang berasal dari
pelaksanaan fungsi keuangan yang dijalankan secara tidak etis telah menimbulkan
berbagai kerugian bagi para investor. Pelanggaran etika bisnis dalam bidang
keuangan dapat terjadi misalnya melalui praktik window dressing terhadap
laporan keuangan perusahaan yang akan mengajukan pinjaman ke bank. Melalui
praktik ini seolah-olah perusahaan memiliki rasio-rasio keuangan yang sehat
sehingga layak untuk mendapatkan kredit. Padahal sebenarnya kondisi keuangan
keuangan perusahaan tidak sesehat seperti yang dilaporkan dalam laporan
keuangan yang telah dipercantik. Contoh lain pelanggaran etika keuangan
misalnya melalui penggelembungan nilai agunan perusahaan, sehingga perusahaan
dapat memperoleh kredit melebihi nilai agunan kredit yang sesungguhnya.
c.
Etika bisnis di Bidang Produksi dan
Pemasaran (Production and Marketing Ethics).
Hubungan yang dilakukan perusahaan
dengan para pelanggannya dapat menimbulkan berbagai permasalahan etika bisnis
di bidang produksi dan pemasaran. Untuk melindungi konsumen dari perlakuan yang
tidak etis yang mungkin dilakukan oleh perusahaan, pemerintah Indonesia telah
memberlakukan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Undang-undang ini dijelaskan berbagai perbuatan yang dilarang dilakukan oleh
pelaku usaha. Antara lain, pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang:
1. Tidak memenuhi atau
tidak sesuai dengan standar yang dipersyarakatkan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Tidak sesuai dengan
berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang
dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.
3. Tidak sesuai dengan
ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.
4. Tidak sesuai dengan
kondisi, jaminan, keistimewaan, atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam
label, etiket, atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
d.
Etika Bisnis di Bidang Teknologi
Informasi (Information Technology Ethics)
Salah satu area yang memiliki
pertumbuhan masalah etika bisnis paling besar di era 1990-an sampai awal tahun
2000 adalah bidang teknologi informasi. Hal-hal yang dapat memunculkan
permasalahan etika dalam bidang ini meliputi: serangan terhadap wilayah privasi
seseorang, pengumpulan, penyimpanan, dan akses terhadap informasi usaha
terutama melalui transaksi e-commerce, perlindungan hak cipta yang menyangkut
pembuatan software, musik, dan hak kekayaan intelektual.
Contoh
kasus Etika Bisnis
PT Freeport Indonesia
Ada
pernyataan kuat bahwa telah terjadi penyimpangan etika dan pelanggaran
kemanusiaan yang hebat di Papua. Martabat manusia yang seharusnya dijunjung
tinggi, peradaban dan kebudayaan sampai mata rantai penghidupan jelas
dilanggar. Itu adalah fakta keteledoran pemerintah yang sangat berat karena
selama ini bersikap underestimate kepada rakyat Papua. Gagasan yang menyatakan
mendapatkan kesejahteraan dengan intensifikasi nyatanya gagal.
Ironisnya,
dua kali pekerja Freeport melakukan aksi mogok kerja sejak Juli untuk menuntut
hak normatifnya soal diskriminasi gaji, namun dua kali pula harus beradu otot.
Keuntungan ekonomi yang dibayangkan tidak seperti yang dijanjikan, sebaliknya kondisi
lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan terus memburuk dan
menuai protes akibat berbagai pelanggaran hukum dan HAM.
Analisis Permasalahan
PT
Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional (MNC), yaitu
perusahaan internasional atau transnasional yang berpusat di satu negara tetapi
cabang ada di berbagai negara maju dan berkembang. Mogoknya hampir seluruh
pekerja PT Freeport Indonesia disebabkan karena perbedaan indeks standar gaji
yang diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport diseluruh dunia.
Pekerja Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah dari pada
pekerja Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang
perjam USD 1.5-USD 3. Padahal, dibandingkan gaji di negara lain mencapai USD
15-USD 35 perjam. Sejauh ini, perundingannya masih menemui jalan buntu.
Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa dasar pertimbangannya.
Biaya
CSR kepada sedikit rakyat Papua digembor-gemborkan itu pun tidak seberapa
karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT FI. Malah rakyat Papua
membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa kerusakan alam serta
punahnya habitat Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut tidak
akan bisa dditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan.
Umumnya
korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan. Menjaga
hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi
hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan
loyalitas agar produksi semakin baik, sementara pekerja membutuhkan komitmen
manajemen dalam hal pemberian gaji yang layak.
Pemerintah
dalam hal ini pantas malu. Sebab, hadirnya MNC di Indonesia terbukti tidak
memberikan teladan untuk menghindari perselisihan soal normatif yang sangat
mendasar. Kebijakan dengan memberikan diskresi luar biasa kepada PT FI,
privilege berlebihan, ternyata hanya sia-sia.
Penyelesaian Masalah
yang dilakukan PT Freeport Indonesia
Juru
bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani sirait, mengatakan bahwa manajemen
perusahaan PTFI akan berkomunikasi dengan Serikat Pekerja Seluruh indonesia
(SPSI) demi mengantisipasi ancaman aksi mogok yang dilakukan pekerja. Karena
isu aksi mogok tersebut terkait rencana pemutusan hubungan kerja terhadap tiga
orang karyawan PTFI yang melakukan intimidasi fisik kepada karyawan lainnya.
Ia
menyebutkan, terhadap intimidasi fisik yang memenuhi ketentuan PHI (Pedoman
Hubungan Industrial) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebagaimana kasus tiga
karyawan yang melakukan intimidasi fisik, diproses berdasarkan ketentuan
PHI-PKB.
Nama : Muhajirin
NPM : 24212761
Kelas : 4EB09
DAFTTAR PUSTAKA